Hai Gaess! Eksperimen kali ini adalah membuat sendiri CDI (Capacitor Discharge Ignition) rakitan untuk sepeda motor.
CDI yang saya buat ini merupakan tipe CDI AC non limiter yang mana memerlukan supply arus AC dari alternator sepeda motor, atau yang sering disebut sebagai spul jalan.
Rangkaiannya cukup sederhana, karena hanya menggunakan rangkaian dasar, tanpa rangkaian limiter.
CDI ini bisa digunakan pada hampir semua jenis sepeda motor yang memenuhi beberapa kriteria.
Diantaranya adalah kriteria yang paling utama yaitu memiliki alternator AC dan memiliki pick up coil atau pulser.
Perangkat ini bekerja dengan menggunakan 3 jenis part dasar, yaitu dioda rectifier, dioda SCR dan tentunya kapasitor sebagai komponen utama.
Cara kerjanya adalah terdiri dari 2 siklus yaitu siklus pengisian (charge) dan siklus pengurasan (discharge).
Dimana siklus pengisian kapasitor terjadi ketika tidak ada signal dari pulser atau pick up coil, dan siklus discharge terjadi ketika dioda SCR menerima signal dari pulser dan menutup rangkaian.
Seperti namanya, Capacitor Discharge Ignition sangat tergantung pada kualitas dan kapasitas kapasitor yang digunakan.
Artinya, semakin besar nilai kapasitor maka harusnya semakin baik performanya.
Untuk memudahkan, saya sudah sertakan dot-dot yang sinkron dengan lubang-lubang pada PCB bolong.
Sehingga nantinya kita tidak bingung untuk menentukan ukuran, tinggal menghitung dot atau lubang PCB.
Apa saja komponen utama yang diperlukan untuk membuat CDI AC untuk sepeda motor ini?
2P4M merupakan dioda SCR (Silicon Controlled Rectifier) yang paling umum digunakan untuk membuat CDI rakitan.
Dioda ini bisa didapatkan dengan mudah dan murah di toko-toko peralatan elektronik yang menjual komponen-komponen.
Harganya berkisar antara 3-10 ribu Rupiah, saya sendiri mendapatkannya dengan harga Rp 5.000.
Selain 2P4M, bisa juga menggunakan SCR tipe BT151, tapi saya sendiri belum pernah mencobanya.
Ini adalah komponen utama CDI sesuai namanya, Capacitor Discharge Ignition.
Nilai kapasitansi yang digunakan untuk membuat CDI adalah berkisar antara 0,47 - 1 uF dengan voltase 250v keatas.
Mengingat supply dari alternator motor cukup tinggi, maka tentunya memerlukan kapasitor bertegangan tinggi pula.
Jenis kapasitor yang bisa digunakan adalah kapasitor mika, kapasitor mylar, dan kapasitor tantalum.
Kapasitor dengan kapasitas antara 0,5-1uF 250v ini bisa didapatkan dengan harga kisaran antara 2-5 ribu Rupiah.
Dioda rectifier atau dioda penyearah yang kita gunakan di sini adalah dioda tengangan tinggi dengan seri 1N4007.
Dioda ini bisa didapatkan dengan sangat mudah bahkan kita bisa memungutnya.
Kita bisa mendapatkannya dalam mesin lampu hemat energi yang susah rusak, dioda ini jarang mati terkecuali jikalau elkonya meledak maka biasanya diodanya ikut mati karena short.
Jikalaupun beli, harga dioda ini berkisar antara 200-500 Rupiah.
Fungsi dioda ini adalah sebagai penyekat antara sumber arus dan kapasitor, sehingga setelah kapasitor dicharge maka muatannya tetap karena tidak bisa membalik kembali ke alternator.
Kedua komponen ini sifatnya opsional, yaitu untuk memfilter arus yang datang dari pick up coil.
Dengan menggunakan gabungan resistor dan elko, maka arus yang datang dari pulser disimpan sementara waktu dan dilepaskan sekaligus ketika mencapai 'peak'.
Resistor yang digunakan disini memiliki kapasitas 10 Kilo ohm, digunakan sebanyak 2 buah.
Harganya kurang lebih 100-500 rupiah per buah.
Elko yang kita gunakan disini memiliki kapasitas 10uF dengan voltase 25V keatas, saya sendiri menggunakan voltase 63v karena adanya itu, dapat mungut.
Jika beli, harganya berkisar Rp 500.
Proses pembuatan CDI ini bisa kawan-kawan simak melalui video saya berikut ini:
Diantaranya adalah kriteria yang paling utama yaitu memiliki alternator AC dan memiliki pick up coil atau pulser.
Perangkat ini bekerja dengan menggunakan 3 jenis part dasar, yaitu dioda rectifier, dioda SCR dan tentunya kapasitor sebagai komponen utama.
Cara kerjanya adalah terdiri dari 2 siklus yaitu siklus pengisian (charge) dan siklus pengurasan (discharge).
Dimana siklus pengisian kapasitor terjadi ketika tidak ada signal dari pulser atau pick up coil, dan siklus discharge terjadi ketika dioda SCR menerima signal dari pulser dan menutup rangkaian.
Seperti namanya, Capacitor Discharge Ignition sangat tergantung pada kualitas dan kapasitas kapasitor yang digunakan.
Artinya, semakin besar nilai kapasitor maka harusnya semakin baik performanya.
Skema Rangkaian CDI
Gambar diatas merupakan skema CDI sederhana yang sudah saya sesuaikan kedalam bentuk layout PCB.Untuk memudahkan, saya sudah sertakan dot-dot yang sinkron dengan lubang-lubang pada PCB bolong.
Sehingga nantinya kita tidak bingung untuk menentukan ukuran, tinggal menghitung dot atau lubang PCB.
Apa saja komponen utama yang diperlukan untuk membuat CDI AC untuk sepeda motor ini?
1. Dioda SCR 2P4M
2P4M merupakan dioda SCR (Silicon Controlled Rectifier) yang paling umum digunakan untuk membuat CDI rakitan.
Dioda ini bisa didapatkan dengan mudah dan murah di toko-toko peralatan elektronik yang menjual komponen-komponen.
Harganya berkisar antara 3-10 ribu Rupiah, saya sendiri mendapatkannya dengan harga Rp 5.000.
Selain 2P4M, bisa juga menggunakan SCR tipe BT151, tapi saya sendiri belum pernah mencobanya.
2. Kapasitor Non Polar
Ini adalah komponen utama CDI sesuai namanya, Capacitor Discharge Ignition.
Nilai kapasitansi yang digunakan untuk membuat CDI adalah berkisar antara 0,47 - 1 uF dengan voltase 250v keatas.
Mengingat supply dari alternator motor cukup tinggi, maka tentunya memerlukan kapasitor bertegangan tinggi pula.
Jenis kapasitor yang bisa digunakan adalah kapasitor mika, kapasitor mylar, dan kapasitor tantalum.
Kapasitor dengan kapasitas antara 0,5-1uF 250v ini bisa didapatkan dengan harga kisaran antara 2-5 ribu Rupiah.
3. Dioda Rectifier
Dioda rectifier atau dioda penyearah yang kita gunakan di sini adalah dioda tengangan tinggi dengan seri 1N4007.
Dioda ini bisa didapatkan dengan sangat mudah bahkan kita bisa memungutnya.
Kita bisa mendapatkannya dalam mesin lampu hemat energi yang susah rusak, dioda ini jarang mati terkecuali jikalau elkonya meledak maka biasanya diodanya ikut mati karena short.
Jikalaupun beli, harga dioda ini berkisar antara 200-500 Rupiah.
Fungsi dioda ini adalah sebagai penyekat antara sumber arus dan kapasitor, sehingga setelah kapasitor dicharge maka muatannya tetap karena tidak bisa membalik kembali ke alternator.
4. Resistor dan Elko
Dengan menggunakan gabungan resistor dan elko, maka arus yang datang dari pulser disimpan sementara waktu dan dilepaskan sekaligus ketika mencapai 'peak'.
Resistor yang digunakan disini memiliki kapasitas 10 Kilo ohm, digunakan sebanyak 2 buah.
Harganya kurang lebih 100-500 rupiah per buah.
Elko yang kita gunakan disini memiliki kapasitas 10uF dengan voltase 25V keatas, saya sendiri menggunakan voltase 63v karena adanya itu, dapat mungut.
Jika beli, harganya berkisar Rp 500.